CARA MENDONGENG BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA

Senin, 17 Juni 2013

Mendongeng atau bercerita untuk anak-anak dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga. Ada beberapa teknik alat peraga yang dapat digunakan antara lain :

Peraga Gambar
Alat peraga gambar bisa terdiri dari ; gambar seri, gambar lepas, gambar planel dll. Cara menggunakan Peraga Gambar adalah :
  1. Pilihlah gambar yang bagus sesuai isi cerita berukuran agak besar, dicetak dalam kertas relatif tebal, memiliki tata warna yang indah dannmenarik,
  2. Urutkan gambar terlebih dahulu, kuasai dengan baik detail cerita yang dikandungi oleh gambar dalam setiap lembarnya
  3. Perlihatkan gambar pada anak secara merata sambil terus bercerita, gambar harus selalu menghadap anak.
  4. Sinkronkan cerita dengan gambar, hati-hati jangan salah mengambil gambar
  5. Gambar dalam posisi kiri atau di dada, dan tidak menutup wajah guru
  6. Jika perlu gunakan telunjuk untuk menunjukkan objek tertentu dalam gambar demi kejelasan seperti menunjuk gambar binatang, pohon, atau benda lain.
  7. Sambil bercerita, perhatikanlah reaksi anak, amati apakah mereka memperhatikan gambar atau tidak.
Bercerita dengan Peraga Gambar



Read a Story Read Aloud Story (Buku Cerita)
Cara menggunakan Peraga Read a Story Read Aloud Story adalah;
  1. Bacalah terlebih dahulu sebelum dibacakan didepan anak-anak pastikan tempat duduk didepan agar dapat dilihat dari berbagai arah
  2. Sampaikan tata tertib selama mendengar cerita  jangan terpaku pada buku perhatikan juga reaksi anak-anak  pada saat membacakan buku
  3. Sebutkan identitas buku, seperti judul dan pengarang supaya anak-anak belajar menghargai karya orang lain
  4. Pegang buku disamping kiri bahu, bersikap tegak lurus ke depan
  5. Bacalah dengan lambat dengan kualitas tutur yang lebih dramatis daripada penuturan biasanya
  6. Saat tangan kanan menunjuk gambar, arah pehatian disesuaikan dengan urutan cerita
  7. Tetaplah bercerita pada saat tangan membuka halaman berikutnya
  8. Pada bagian-bagian tertentu, berhentilah sejenak untuk memberikan komentar, atau untuk memberikan kesempatan anak berkomentar
  9. perhatikan semua anak dan berusahalah untuk menjalin kontak mata dengan mereka, cek apakah mereka masih berminat menyimak cerita atau sudah mulai menujukkan kebosanan
  10. Sering-seringlah berhenti untuk menunjukkan gambar-gambar dalam buku pada anak, dan pastikan semua anak dapat melihat gambar tersebut
  11. Pastikan semua jari selalu dalam posisi siap untuk membuka halaman selanjutnya
  12. Lakukan pembacaan sesuai rentang atensi anak. Jangan bercerita lebih dari 10 menit
  13. Libatkan anak dalam cerita supaya terjalin komunikasi kesemua arah anak.

Boneka
  1. Boneka yang dapat digunakan dalam mendongeng adalah ; Boneka gagang, tempel, gantung dan tangan.
  2. Jarak boneka tidak terlalu dekat dengan mulut pencerita
  3. Maksimalkan latar pada bgian depan dan belakang, bagian depan depan diisi dengan hiasan kecil yang menyerupai wujud asli, seperti rumput, bunga-bunga kecil dan bagian belakang diisi dengan gambar-gambar yang relatif permanen seperti gunung rumah-rumahan, gedung, gua, sawah atau hutan. Dapat dilengkapi pula dengan hiasan hidup seperti daun dan ranting.
  4. Tutup bagian depan dan bawah dengan kain, kayu atau gambar bagian depan bawah berfungsi sebagai penutup gerak pencerita sehingga perhatian anak dapat tertuju sepenuhnya pada panggung dan boneka.
  5. Jika memungkinkan, sediakan peralatan tambahan seperti tape recorder. Jika memungkinkan pula, hadirkan musik pengiring lagu yang dapat dimanfaatkan ketika tokoh menyanyikan lagu bersama anak.
  6. Sandiwara boneka dangan panggung memerlukan dua orang. Satu sebagai pencerita utama, satu sebagai pencerita pendukung yang merangkap sebagi operator musik
  7. Manfaatkan musik pengiring dan penegas (disamping musik pembuka dan penutup) untuk menghidupkan latar cerita, sekaligus sebagai pembangkit suasana dramatik.

Papan Planel
  1. Siapkan gambar sesuai dengan cerita. Buatlah gambar semenarik mungkin
  2. Tempelkan gambar tersebut pada papan planel tepat ditengah anak, agar terlihat semua anak
  3. Siapkan alat penunjuk gambar, dan manfaatkan sebagai pemandu cerita
  4. Setiap mulai bercerita, jangan salah menyebutkan nama tokoh dan menunjukkannya pada gambar
  5. Setelah digunakan, gambar yang telah diceritakan segera dilipat ke belakang atau ditumpuk dengan rapi
  6. Sesekali adakan dialog dengan anak-anak
  7. Libatkan anak dalam penghayatan karkter tokoh dengan cara menirukan arakter bersama-sama mereka
  8. Tambahkan lagu-lagu jika perlu agar tercipta suasana senang dan  gembira
  9. Pastikan anak-anak tetap memperhatikan gambar dan ekspresi guru dengan baik
  10. Apabila ada waktu dan dipandang perlu, susun kembali gambar di papan planel, dan mintalah anak-anak untuk menceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri.
Bercerita dengan Papan Planel


Indikator Keberhasilan dalam Bercerita
  1. Anak-anak tenang, memperhatikan sungguh-sungguh, tidak kesibukan sendiri, tidak sibuk berbicara dengan teman, atau memperhatikan guru dengan serius.
  2. Anak-anak rileks, ceria dan tersenyum gembira, tidak bereaksi terlalu berlebihan
  3. Anak-anak memberikan reaksi verbal yang berisi menerimaan menanggapi cerita dengan logis
  4. Anak-anak tidak terlihat berpikir terlalu keras, terlihat santai dan tidak jenuh
  5. Anak-anak melihat kepada guru, diam ketika guru bercerita, dan dapat menjawab pertanyaan cerita, serta mampu memberikan tanggapan terhadap pertanyaan tentang cerita.
  6. Setelah selesai cerita anak-anak antusias membicarakan cerita yang disampaikan guru dengan teman-temannya. dan terjadi perubahan perilaku sesuai dengan nilai moral yang disampaikan dalam cerita.



10.16.00

1 komentar:

Newsteen mengatakan...

iyah benar anak anak harus tenang dahulu