KANCIL MENCURI TIMUN (Seri Kancil 1)

Kamis, 04 Juli 2013

Pada suatu pagi yang cerah, dan matahari bersinar dengan indahnya.
Pak Tani berangkat ke sawah denga riang gembira sembari mencangkul.
"Aku akan memeriksa kebun timunku, barangkali besok sudah bisa dipanen." demikian gumam Pak Tani.
Tetapi ... sesampainya di kebun timunnya .... Alangkah kagetnya Pak Tani. Buah timun di kebunnya banyak yang rusak.

"Aduh ! Siapa yang merusak kebun timunku ini. Mengapa harus dirusak, kalau mau ambil boleh saja tinggal ambil aku bukan petani yang pelit."
Dengan hati muram Pak Tani pulang ke rumah. Ia menduga-duga hewan apakah yang suka mentimun.
" Ha ...pasti si Kancil," gumam Pak Tani.
Pak Tani mencari akan untuk menjebak Kancil lalu ia membuat orang-orangan yang diberi perekat sangat kuat.
Menjelang sore orang-orangan itu sudah selesai dibawa ke tengah kebun timun untuk dipasang.
"Aku tahu Kancil hewan yang cerdik, ia akan mengejek orang-orangan ini... tapi rasakan nantinya ya..."pikir Pak Tani.
Benar saja, malam harinya Kancil mendatangi di kebun itu, ia tertawa sinis melihat adanya orang-orangan itu.
"Cuma orang orangan, siapa takut?"
Lalu Kancil melintasi orang-orangan itu.
Dan kini dia makan buah timun yang muda-muda.
Ternyata tidak banyak yang dimakan Kancil, hanya tiga buah timun ia sudah merasa kenyang. Ia juga tidak merusak timun yang lain.

Puas makan timun, Kancil lalu menghampiri orang-orangan, sifat jailnya kambuh, ia pukul orang-orangan itu dengan kaki depannya.
"Aduh ! Kenapa kok melengket !" pekik Kancil Kaget !
"Hai orang-orang jelek, lepaskan kakiku kalau tidak kupukul lagi kau!"
Tentu saja orang-orang itu hanya diam saja.
Kancil memukulkan kaki depannya yang satu lagi.
"Plak!" kini kedua kaki depannya melekat erat dibaju orang-orangan.
Perekat yang dipasang dibaju orang-orangan sangat kuat, Kancil tak bisa melepaskan diri, semalaman ia menangis.

Pagi harinya Pak Tani datang membawa pentungan.
"Ha ini dia biang keroknya. Kutangkap kau!"
"Cil kau boleh makan timunku tapi jangan kau rusak buah yang lain."
"Ampun Pak Tani bukan aku yang merusak timunmu. Aku cuma memakan dua atau tiga buah saja, kok!"
Pak Tani tak percaya omongan Kancil ia ikat leher si Kancil dan diseret pulang ke rumah.
Di rumah Pak Tani, Kancil diletakan di dalam kurungan ayam.
"Batu ini cuku berat, tak mungkin kau bisa meloloskan diri, aku akan pergi kepasar untuk membeli bumbu sate."
"Ampun Pak Tani aku jangan disate!" rengek si Kancil.

Pak Tani pergi kepasar, pada saat itu ada seekor anjing mendatangi kurungan si Kancil.
"Cil, kenapa kau dikurung begitu?" Tanya si Anjing.
"Lho? Apa kau tidak tahu Njing"? Kacil balas bertanya.
"Katakan ada apa cil?"
"Begini Njing, aku ini akan diambil menantu oleh Pak Tani. Makanya sekarang pak Tani pergi ke pasar untuk membeli baju dan makanan yang lezat-lezat untukku."
"Wah kau engga pantas cil, tubuhmu kan kecil lebih baik aku saja yang menggantikanmu jadi menantu Pak Tani."
"How...kok enak, sudah sana pergi anjing!"
Anjing tiba-tiba mengerang marah, "Cil, kalau kau tak mau kugantikan sekarang juga batu di atas kurungan akan kudorong dan lehermu akan kugigit sampai putus!"
"Wah jangan begitu dong!"
"Mau apa tidak?"
"Baik ...baik, terpaksa aku turuti kemauanmu."
anjing mendorong batu hingga jatuh kurungan dibuka, Kancil segera keluar dan anjing cepat-cepat masuk kedalam kurungan.
"Selamat menjadi menantu Pak Tani tuan Anjing ...! kata Kancil sambil segera berlari kencang masuk ke dalam hutan.

Tidak berapa lama, Pak Tani datang. Ia kaget bukan main melihat Kancil yang berada dalam kurungan berubah menjadi Anjing.
"Hormat pada calon mertua, "kata Anjing. Kancil memberikan haknya sebagai calon menanti Pak Tani kepada saya si Anjing yang gagah perkasa."
"Terus...mana si Kancil?" tanya Pak Tani.
"Sudah pergi ke hutan, Pak Tani !"
"Kamu mau jadi menantuku?"
"Benar Pak Tani..."jawab Anjing dengan gembira.
"Sekarang keluarlah dari kurungan, lalu duduklah yang manis dan pejamkan matamu, aku akan memanggil putriku di dalam rumah.
Anjing menunggu dengan hati berdebar. Pak Tani muncul kembali, tapi bukan dengan putrinya, melainkan dengan pentungan.
"Nih hadiah untukmu!" teriak Pak Tani sambil memukul kepala dan punggung si Anjing.
"Ampuuuun...."
Si Anjing menjerit dan melarikan diri sambil membawa dendam karena merasa tipu si Kancil. "Awas kau Cil, jika ketemu langsung kugigit kau!"
Kancil sebenarnya sudah pergi cukup jauh, namun karena jalannya pelan saja maka dalam beberapa saat saja anjing sudah bisa menyusul di belakangnya.
"Wah gawat, anjing sudah ada di belakangku," kata Kancil dalam hati." aku harus segera bersembunyi."
Anjing sangat marah karena ditipu kancil, Setelah dipukuli Pak Tani, anjing lagi mengejar Kancil.
"Hai Kancil kurang ajar, tunggu aku, kugigit kakumu !"
"Lho? kok marah, kau sendiri kan yang minta diambil menantu Pak Tani?" sahut Kancil sembari mempercepat larinya.

Sumber : Cerita Dongeng Rakyat Dari daerah Jawa Timur 



22.23.00

3 komentar:

indrawati mengatakan...

link nya keren abis banyak manfaat yang saya cari selama ini

indrawati mengatakan...

banyak ilmu dan manfaat

Unknown mengatakan...

Indrawati, terima kasih atas kunjungannya... semoga bermanfaat.. sering-sering ya berkunjung untuk mendapatkan tilisan terbaru yg masih kita susun..salam