SEGULUNG TISU UNTUK ANAK-ANAK DI PAUD

Kamis, 20 Februari 2014

Dalam sebuah pelatihan TOT Pendidik PAUD Angkatan Pertama awal, dahulu sekitar tahun 2007 di kota Semarang, saya bersama peserta lain pernah mendapat tugas dan pertanyaan dari salah satu narasumber, pertanyaannya adalah:  Sebutkan sepuluh benda yang paling penting di lembaga PAUD? dari kesepuluh benda tersebut ternyata salah satunya adalah tisu. Kok tisu? jawabannya karena dalam tisu terdapat aspek-aspek penting dalam pendidikan dan pembinaan karakter anak usia dini. 

Karena itu lembaga PAUD harus menyediakan tisu, lembaga yang menyediakan tisu di tempatnya maka satu langkah sudah mengajarkan anak banyak hal positif yang berguna bagi perkembangan anak serta pendidikan karakternya, dengan tisu kita sudah memberikan :

- Melatih disiplin anak (mengambil tisu sendiri)
- Melatih hidup bersih bagi anak (membersihkan dengan tisu sendiri)
- Melatih anak hidup mandiri (mencari cara membersihkannya sendiri)
- Mengajarkan anak hemat dan cermat  (tidak membuang-buang tisu bersama)
- Mengajarkan anak mencintai alam (membuang sampah tisu di tempatnya)
- dan lain sebagainya

Contoh: sering jika musim hujan banyak anak-anak di PAUD yang hidungnya ingusan, biasanya anak yang sudah terbiasa, mandiri dan bersahabat dengan tisu tanpa diperintah lagi sudah bisa mengambil sendiri tisu yang disediakan untuk membersihkan hidungnya. .....Nilai karakter apakah itu?

Tisu juga mengajarkan hal yang lebih mendalam tentang bumi dan kelestarian alam, Oh ya... ayo bunda, kita mendongeng sebentar yuk..!! : (dongeng ini untuk bunda, kalo mau didongengin untuk anak harus di adaptasi ya..karena ada unsur dewasanya nich..hihihi)

Di sebuah bekas rimba, hutan belantara yang sekarang terlihat kosong dan gersang. Sebuah pohon menangis, ia telihat sangat sedih, ia tak punya kawan karena pohon-pohon di hutan itu sudah habis. Hanya ia yang tersisa. Tinggi pohon tua itu, tingginya sekitar enam meter. Cukup tinggi. Kulit batangnya sudah berkerut-kerut. Sepertinya ia sangat tua entah berapa umurnya dan ia sudah mengalami masa menopouse. Menopouse? Ia perempuan? Ya, ia memang perempuan, dari suara tangisannya yang merdu tapi menyayat hati, ia perempuan yang tengah putus asa dan dirundung malang.

'Waktuku sudah habis!' kata si pohon. Ia meraung semakin keras. 'Kematianku telah dekat. Selamat tinggal Bumi. Terima kasih telah memberikan ku tempat untuk hidup,  terimakasih telah memberikan kesempatan untuk ku berbagi kehidupan bersama semilir angin dan burung-burung di dahanku, terimakasih isaknya semakin lemah!'

Bunda pohon menyeka air matanya yang semakin sedikit dan kering, daun-daun kering berguguran dari kepalanya.

'Lalu tiba-tiba datang seorang lelaki berkapak, berbadan gempal, berkulit hitam dengan tato ular dibahunya, menyeringai bengis, dan mendekati si pohon. "Ha ha ha....ini yang teakhir" Ia tertawa lebar dan mengayunkan kapaknya tanpa rasa iba dan belas kasihan.'

'Pohon terakhir telah binasa, hutan habis. lalu terjadi banjir, oksigen berkurang, ozon menipis, bumi semakin panas, dan mata air semakin kring dan semua akan menderita!. Dan, dimanakah pohon perempuan tua yang binasa itu?, ia sekarang menjadi segulung tisu di meja kita!..nah lo..?.

Bagaimana jika ada seorang anak bertanya: "Bu guru, kenapa kita pakai tisu gulung? tidak pake tisu lipat ajah,,?"

Ada yang membingungkan memang, kebiasaan sebagian kita menyamakan mulut dengan ..maaf "pantat"  karena kita sudah jadi kebiasaan umum tisu yang digunakan adalah tisu gulung (toilet paper) untuk di atas meja makan, banyak rumah-rumah makan menyediakan tisu gulung yang sejatinya adalah untuk tisu wc....murah tapi tidak mendidik...ini adalah satu hal lagi faktor pemberat bagi pendidikan karakter untuk anak-anak kita.

Ayo bunda..jelaskan.. kasih pencerahan untuk anak-anak ya!!.. terimakasih.

Dari Postingan original artikel by asolihinskb  - http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/, terimakasih sudah berkunjung.
             



23.16.00

0 komentar: